Pernahkah
anda memakan beras yang beraroma buah-buahan? Jika belum, mungkin ada baiknya
pergi ke Garut. Orang Garut seperti tak pernah berhenti untuk berkarya dan
berinovasi, terutama di bidang retail.
Setelah
chocodot atau chocolate dodol, kini di Garut ada beras beraroma atau aromatic rice.
Pasarnya pun tak hanya di Indonesia, bahkan sampai ke Dubai dan Arab Saudi.
Berawal
dari hanya sekadar ingin membuat oleh-oleh khas Garut dan terinspirasi oleh
keberhasilan chocodot, Andreas (26), pemilik CV Seribu Satu, mencoba menjadikan
beras berbeda dengan beras lainnya. Beras unik, bisa dijadikan oleh-oleh khas
Garut, tapi tak mengurangi rasa beras aslinya.
Andreas
yang telah lama menekuni bisnis beras bersama keluarganya mencoba mengangkat
beras lokal Garut menjadi beras beraroma atau aromatic rice. Dengan teknik
tertentu, yakni memberi ekstrak buah-buahan ketika proses penggilingan beras.
Dari beberapa kali percobaan, akhirnya pria lajang lulusan Politeknik Bandung
ini menghasilkan beras beraroma, yakni aroma jeruk dan jambu.
Tak
hanya beras beraroma, Andreas pun membuat terobosan baru dengan membuat
nasi liwet instan. Dari hasilnya membuat nasi liwet instan, Andreas membuat
tiga varian rasa untuk produknya ini, nasi liwet instan rasa jambal, nasi liwet
instan rasa jengkol, dan nasi liwet instan rasa pete.
Setelah launching pada bulan Juli
2010, permintaan akan beras aromatik dan nasi liwet instan buatan Andreas terus
meningkat. Jumlah permintaan beras telah mencapai 5 ton per-packaging per
bulan. Tak hanya pasar domestik seperti Jakarta dan Bandung, permintaan pun
datang dari Dubai dan Arab Saudi.
Harga
untuk produk beras aromatik ukuran 1 kg adalah Rp. 22.000, sementara nasi liwet
instan dengan ukuran setengah kg dijual dengan harga Rp. 20.000.