Jumat, 20 Januari 2012

Beras Beraroma Buah Dari Garut


Pernahkah anda memakan beras yang beraroma buah-buahan? Jika belum, mungkin ada baiknya pergi ke Garut. Orang Garut seperti tak pernah berhenti untuk berkarya dan berinovasi, terutama di bidang retail.
Setelah chocodot atau chocolate dodol, kini di Garut ada beras beraroma atau aromatic rice. Pasarnya pun tak hanya di Indonesia, bahkan sampai ke Dubai dan Arab Saudi.
Berawal dari hanya sekadar ingin membuat oleh-oleh khas Garut dan terinspirasi oleh keberhasilan chocodot, Andreas (26), pemilik CV Seribu Satu, mencoba menjadikan beras berbeda dengan beras lainnya. Beras unik, bisa dijadikan oleh-oleh khas Garut, tapi tak mengurangi rasa beras aslinya.
Andreas yang telah lama menekuni bisnis beras bersama keluarganya mencoba mengangkat beras lokal Garut menjadi beras beraroma atau aromatic rice. Dengan teknik tertentu, yakni memberi ekstrak buah-buahan ketika proses penggilingan beras. Dari beberapa kali percobaan, akhirnya pria lajang lulusan Politeknik Bandung ini menghasilkan beras beraroma, yakni aroma jeruk dan jambu.
Tak hanya beras beraroma, Andreas pun membuat terobosan baru dengan membuat  nasi liwet instan. Dari hasilnya membuat nasi liwet instan, Andreas membuat tiga varian rasa untuk produknya ini, nasi liwet instan rasa jambal, nasi liwet instan rasa jengkol, dan nasi liwet instan rasa pete.
Setelah launching pada bulan Juli 2010, permintaan akan beras aromatik dan nasi liwet instan buatan Andreas terus meningkat. Jumlah permintaan beras telah mencapai 5 ton per-packaging per bulan. Tak hanya pasar domestik seperti Jakarta dan Bandung, permintaan pun datang dari Dubai dan Arab Saudi.
Harga untuk produk beras aromatik ukuran 1 kg adalah Rp. 22.000, sementara nasi liwet instan dengan ukuran setengah kg dijual dengan harga Rp. 20.000.

Rabu, 18 Januari 2012

Batik Garut


Kegiatan dan usaha pembatikan di Garut merupakan warisan nenek moyang yang berlangsung turun temurun dan telah berkembang lama sebelum masa kemerdekaan. Pada tahun 1945 Batik Garut semakin popular dengan sebutan Batik Tulis Garutan dan mengalami masa jaya antara tahun 1967 s.d. 1985 (126 unit usaha).

Batik garutan umumnya digunakan untuk kain sinjang, namun berfungsi juga untuk memenuhi kebutuhan sandang dan lainnya. Bentuk motif batik Garut merupakan cerminan dari kehidupan sosial budaya, falsafah hidup, dan adat-istiadat orang Sunda. Beberapa perwujudan batik Garut secara visual dapat digambarkan melalui motif dan warnanya. Berdasarkan pemikiran yang melatarbelakangi penciptaan batik Garut, maka motif-motif yang dihadirkan berbentuk geometrik sebagai ciri khas ragam hiasnya. Bentuk-bentuk lain dari motif batik Garut adalah flora dan fauna. Bentuk geometrik umumnya mengarah ke garis diagonal dan bentuk kawung atau belah ketupat. Warnanya didomiansi oleh warna krem dipadukan dengan warna-warna cerah lainnya yang merupakan karakteristik khas batik garutan. Saat ini pengolahan batik garutan terkonsentrasi di Garut Kota.

Jaket Kulit Garut



Salah satu komoditas andalan dari pengrajin kulit di Kabupaten Garut adalah produksi pakaian jadi dari kulit dan jaket kulit sapi (agak keras) dan domba (lentur), yang di kalangan tertentu khususnya di lingkungan bisnis fashion terkenal dengan sebutan “Jaket Kulit Garut”. 

Faktor pendukung terwujudnya sentra industri jaket kulit ini diantaranya adalah ketersediaan bahan baku. Sumber bahan baku di Kabupaten Garut cukup melimpah dengan lokasi yang strategis, berdekatan bahkan menyatu dalam lingkungan sentra industri kecil penyamakan kulit.
Selain itu letak geografis Kabupaten Garut yang dekat dengan kota Bandung sebagai pusat perdagangan pakaian jadi dan Jakarta sebagai pusat perdagangan nasional, memungkinkan pelaku bisnis untuk terus serius meningkatkan produksi jaket kulit karena mudah dipasarkan.
Adanya permintaan terhadap jaket kulit yang terus meningkat dari daerah di luar Kabupaten Garut (pasaran lokal maupun nasional) seperti dari Bandung, Jakarta atau beberapa kota di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali maupun Sumatera telah mendorong pengrajin jaket kulit di Kabupaten Garut tumbuh dan berkembang lebih cepat dibandingkan pengrajin kulit di daerah-daerah lainnya.

Jeruk Garut


Sebagai komoditas unggulan khas daerah, Jeruk Garut mempunyai peluang tinggi untuk terus dikembangkan karena keunggulan komparatif dan kompetitifnya serta adanya peluang yang masih terbuka luas. Dengan berbagai usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya, Jeruk Garut akan mampu bersaing dengan produk sejenis baik pada tingkat l nasional seperti halnya Jeruk Medan, Jeruk Pontianak serta jeruk impor seperti Jeruk Mandarin dan Jeruk New Zealand. 

Sebagai daerah sentra produksi jeruk, Pemerintah Kabupaten Garut yang didukung oleh pihak-pihak terkait terus berusaha untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksinya. Saat ini belum ada sumber yang melaporkan kapasitas jeruk garut secara spesifik. Menurut petani jeruk pada masa jayanya, daerah penghasil Jeruk Garut terbaik adalah daerah Cigadog, Wanaraja yang kini masuk ke dalam wilayah Kecamatan Sucinaraja. Sumber tersebut mengakui kejayaan Jeruk Garut musnah ketika daerahnya diselimuti abu hasil letusan Gunung Galunggung yang ketebalannya mencapai 1 meter lebih.
Saat ini, komoditas jeruk garut umumnya terselip di antara tanaman jeruk siam/keprok yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Garut. Kecamatan Pasir Wangi dan Samarang merupakan salah satu Kecamatan prioritas pemulihan Jeruk Garut.

PEDAS LEGIT DODOL RUJAK


Inovasi pada olahan dodol, makanan khas Garut yang legit nan manis, seolah tak pernah berhenti. Para pengrajin dodol terus menerus berkarya, demi memantapkan dodol sebagai makanan asli Kota Intan.Rupa-rupa dodol Garut, diantaranya adalah dodol wijen, dodol nanas, dodol tomat, dodol durian, dodol coklat, dan masih banyak lagi jenis-jenisnya. Kini, dodol tak hanya hadir dalam rasa manis menggigit telah hadir rasa baru dodol, yaitu pedas.
Mulanya, Teti Maryati, pemilik usaha pembuatan dodol, menyimpan sisa buah-buahan yang sudah diolah menjadi rujak ke dalam lemari pendingin. “Sisa rujak dibikin jadi es saja enak, apalagi kalau dibuat dodol.Akhirnya, kita coba-coba untuk mengolah rujak menjadi dodol,” katanya saat ditemui “PR” di Jln. Suci-Ahmad Yani No. 455 Desa Suci Kec. Karangpawitan Kab. Garut.
Ide pembuatan dodol rasa pedas sudah ada di benak Teti sejak 2 tahun lalu.Namun, Teti baru mulai mencoba-coba sejak awal 2011 lalu. Komposisi rujak dodol, diantaranya buah-buahan segar terdiri dari mangga kaweni, pepaya, nanas, ditambah kismis, bumbu rujak, sampai kacang oven. Adonan buah-buahan segar yang diparut halus, dimasak dalam wajan dodol sambil ditambah gula dan bumbu rujak serta potongan cabe merah. Jika sudah matang, dicampurkan kacang oven tumbuk kasar untuk menambah selera.
Sedikitnya butuh 3 kali percobaan bagi PD Pusaka JS untuk mendapatkan komposisi yang pas agar buah-buahan dalam rujak tidak jadi “mati rasa”.“Tiap buah harus terasa, jangan sampai salah satunya lebih menonjol,” ucap Teti.
Adonan rujak yang diolah jadi dodol dibungkus dengan plastik bening. Diakui Teti, dirinya masih mencari kemasan yang pas agar rujak dodol makin menarik. Bahkan, dia sudah mengurus hak paten produk rujak dodol agar tak dapat ditiru produsen dodol lain.
Kehadiran rujak dodol menambah varian dodol yang selalu dicari wisatawan sebagai buah tangan jika berkunjung ke Garut.Harga jual yang dipatok sekitar Rp 25.000/kg saja. “Rasanya yang pedas dan segar dari buah-buahan menjadi pilihan dari rasa dodol yang tidak hanya manis saja, banyak yang suka,” tutur Teti.
Dalam sehari, dia dapat mengolah adonan rujak dodol hingga 1 kuintal.Pemasaran dodol selain di lokal Garut, juga merambah ke sejumlah daerah seperti Bogor, Jakarta, sampai Jawa Timur.Bahkan, saat ini sedang dijajaki untuk ekspor rujak dodol ke Jepang.Melihat antusias pembeli, rujak dodol terus diulik.Kini, rujak dodol hadir dalam 3 level rasa pedas. Yaitu level ‘Hah’ untuk rasa pedas biasa, level ‘Seuhah’ untuk pedas sedang, serta level ‘Huh Hah’ untuk rasa pedas tingkat tinggi.
“Rasa pedas dibuat bertingkat untuk melayani seluruh permintaan pembeli.Ada yang suka pedas banget, ada juga yang pedas biasa.Semua permintaan kami sediakan,” ujarnya.PD Pusaka JS menginduk pada PD Pusaka, perusahaan dodol yang sudah eksis di Kab.Garut sejak 1970-an. Perusahaan dodol tersebut termasuk usaha rumahan di Garut yang terbilang sukses menggarap dodol sebagai penganan utama produk mereka.
Awalnya mencari sensasi baru, kini rujak dodol menjadi salah satu ikon produk dodol Pusaka. Namun, inovasi dodol sepertinya takkan berhenti sampai ‘Huh hah’ saja, produsen dodol akan terus berkarya untuk mencipta dodol dengan rasa-rasa yang baru.

Selasa, 22 November 2011

JENIS-JENIS DODOL GARUT

¤     Dodol wijen


¤     Dodol aneka rasa





¤     Dodol Kacang Hijau, Dodol Kacang Merah



¤     Dodol Nanas

¤     Dodol Susu



¤     Dan lain-lain