Inovasi pada olahan
dodol, makanan khas Garut yang legit nan manis, seolah tak pernah berhenti.
Para pengrajin dodol terus menerus berkarya, demi memantapkan dodol sebagai
makanan asli Kota Intan.Rupa-rupa dodol Garut, diantaranya adalah dodol wijen,
dodol nanas, dodol tomat, dodol durian, dodol coklat, dan masih banyak lagi
jenis-jenisnya. Kini, dodol tak hanya hadir dalam rasa manis menggigit telah
hadir rasa baru dodol, yaitu pedas.
Mulanya, Teti
Maryati, pemilik usaha pembuatan dodol, menyimpan sisa buah-buahan yang sudah
diolah menjadi rujak ke dalam lemari pendingin. “Sisa rujak dibikin jadi es
saja enak, apalagi kalau dibuat dodol.Akhirnya, kita coba-coba untuk mengolah
rujak menjadi dodol,” katanya saat ditemui “PR” di Jln. Suci-Ahmad Yani No. 455
Desa Suci Kec. Karangpawitan Kab. Garut.
Ide pembuatan dodol
rasa pedas sudah ada di benak Teti sejak 2 tahun lalu.Namun, Teti baru mulai
mencoba-coba sejak awal 2011 lalu. Komposisi rujak dodol, diantaranya
buah-buahan segar terdiri dari mangga kaweni, pepaya, nanas, ditambah kismis,
bumbu rujak, sampai kacang oven. Adonan buah-buahan segar yang diparut halus,
dimasak dalam wajan dodol sambil ditambah gula dan bumbu rujak serta potongan
cabe merah. Jika sudah matang, dicampurkan kacang oven tumbuk kasar untuk
menambah selera.
Sedikitnya butuh 3
kali percobaan bagi PD Pusaka JS untuk mendapatkan komposisi yang pas agar
buah-buahan dalam rujak tidak jadi “mati rasa”.“Tiap buah harus terasa, jangan
sampai salah satunya lebih menonjol,” ucap Teti.
Adonan rujak yang
diolah jadi dodol dibungkus dengan plastik bening. Diakui Teti, dirinya masih
mencari kemasan yang pas agar rujak dodol makin menarik. Bahkan, dia sudah
mengurus hak paten produk rujak dodol agar tak dapat ditiru produsen dodol
lain.
Kehadiran rujak dodol
menambah varian dodol yang selalu dicari wisatawan sebagai buah tangan jika
berkunjung ke Garut.Harga jual yang dipatok sekitar Rp 25.000/kg saja. “Rasanya
yang pedas dan segar dari buah-buahan menjadi pilihan dari rasa dodol yang
tidak hanya manis saja, banyak yang suka,” tutur Teti.
Dalam sehari, dia
dapat mengolah adonan rujak dodol hingga 1 kuintal.Pemasaran dodol selain di
lokal Garut, juga merambah ke sejumlah daerah seperti Bogor, Jakarta, sampai
Jawa Timur.Bahkan, saat ini sedang dijajaki untuk ekspor rujak dodol ke
Jepang.Melihat antusias pembeli, rujak dodol terus diulik.Kini, rujak dodol hadir
dalam 3 level rasa pedas. Yaitu level ‘Hah’ untuk rasa pedas biasa, level
‘Seuhah’ untuk pedas sedang, serta level ‘Huh Hah’ untuk rasa pedas tingkat
tinggi.
“Rasa pedas dibuat
bertingkat untuk melayani seluruh permintaan pembeli.Ada yang suka pedas banget,
ada juga yang pedas biasa.Semua permintaan kami sediakan,” ujarnya.PD Pusaka JS
menginduk pada PD Pusaka, perusahaan dodol yang sudah eksis di Kab.Garut sejak
1970-an. Perusahaan dodol tersebut termasuk usaha rumahan di Garut yang
terbilang sukses menggarap dodol sebagai penganan utama produk mereka.
Awalnya mencari
sensasi baru, kini rujak dodol menjadi salah satu ikon produk dodol Pusaka.
Namun, inovasi dodol sepertinya takkan berhenti sampai ‘Huh hah’ saja, produsen
dodol akan terus berkarya untuk mencipta dodol dengan rasa-rasa yang baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar